Perekam Medis adalah profesi yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyusun rekam medis pasien agar tersimpan dengan baik dan mudah diakses oleh tenaga medis. Profesi ini berperan dalam pencatatan, pengelolaan, serta penyajian data medis yang akurat untuk mendukung pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Tugas seorang Perekam Medis meliputi pengumpulan data kesehatan pasien, pengkodean diagnosis dan tindakan medis, serta menjaga kerahasiaan informasi medis sesuai dengan regulasi yang berlaku. Selain itu, profesi ini juga membutuhkan ketelitian tinggi, pemahaman tentang sistem informasi kesehatan, serta keterampilan dalam administrasi dan analisis data untuk memastikan kelancaran pengelolaan dokumen medis.
Kisi-Kisi Soal SKB Perekam Medis CPNS PPPK
Dalam seleksi PPPK dan CPNS untuk posisi Perekam Medis, terdapat sejumlah aspek penting yang perlu dipahami agar dapat mempersiapkan diri dengan baik, termasuk memahami kisi kisi Perekam Medis. Berikut adalah kisi-kisi materi yang akan diujikan.
- Kebijakan dan Regulasi Rekam Medis
Memahami peraturan terkait pengelolaan rekam medis, seperti Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis Elektronik, serta regulasi terkait perlindungan data pasien dan etika profesi perekam medis. - Manajemen Informasi Kesehatan (MIK)
Konsep dasar manajemen informasi kesehatan dalam mendukung pelayanan kesehatan, pengelolaan data pasien, serta peran rekam medis dalam pengambilan keputusan klinis. - Penyimpanan dan Pemeliharaan Rekam Medis
Prinsip pengelolaan dokumen rekam medis, metode penyimpanan manual dan elektronik, retensi dokumen medis, serta prosedur pemusnahan rekam medis sesuai regulasi. - Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit serta Tindakan Medis
Pemahaman tentang sistem International Classification of Diseases (ICD-10, ICD-11) dan ICD-9-CM untuk prosedur medis, serta sistem kodefikasi BPJS dalam klaim pelayanan kesehatan. - Pengolahan dan Analisis Data Rekam Medis
Proses pengolahan data kesehatan, analisis statistik dasar dalam rekam medis, serta interpretasi indikator mutu pelayanan berdasarkan data rekam medis. - Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan rekam medis elektronik, integrasi sistem SIMRS dengan aplikasi kesehatan nasional seperti SATUSEHAT dan E-Kohort. - Pelayanan Administrasi Rekam Medis
Proses penerimaan, pencatatan, dan distribusi rekam medis pasien, alur pelayanan rekam medis di fasilitas kesehatan, serta pengelolaan antrian pasien berbasis teknologi. - Jaminan Kesehatan dan Pengelolaan Klaim Asuransi
Pemahaman tentang mekanisme Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), prosedur verifikasi klaim BPJS Kesehatan, serta sistem INA-CBGs dalam pengelolaan pembiayaan kesehatan. - Etika dan Hukum dalam Perekaman Medis
Prinsip kerahasiaan data pasien, aturan mengenai akses dan penggunaan rekam medis, serta aspek hukum terkait malpraktik administratif dalam perekaman medis. - Audit dan Manajemen Mutu Rekam Medis
Konsep audit mutu rekam medis, pemantauan dan evaluasi kepatuhan terhadap standar pengelolaan rekam medis, serta teknik peningkatan kualitas dokumentasi medis.
Contoh Soal SKB Perekam Medis untuk CPNS & PPPK
Untuk lolos seleksi PPPK dan CPNS sebagai Perekam Medis, berlatih soal menjadi langkah penting. Berikut adalah beberapa contoh soal yang dapat membantu memahami materi dan meningkatkan kesiapan dalam ujian.
1. Permenkes No. 269 Tahun 2008 mengatur bahwa rekam medis memiliki sifat rahasia dan hanya dapat diakses oleh pihak tertentu. Dalam kondisi apa rekam medis pasien dapat diberikan kepada pihak lain tanpa persetujuan pasien?
A. Jika diminta oleh pihak keluarga pasien tanpa alasan khusus
B. Jika diminta oleh pengacara pasien untuk keperluan pribadi
C. Jika diminta oleh kepolisian untuk kepentingan penyelidikan kasus hukum
D. Jika dokter ingin menggunakannya untuk penelitian tanpa anonimisasi data
E. Jika pasien sudah meninggal dunia, maka rekam medisnya otomatis dapat diakses oleh siapa saja
Jawaban: C. Jika diminta oleh kepolisian untuk kepentingan penyelidikan kasus hukum
Pembahasan: Berdasarkan Permenkes No. 269 Tahun 2008, rekam medis bersifat rahasia dan hanya dapat diberikan kepada pihak lain dalam kondisi tertentu, seperti untuk kepentingan penyelidikan oleh pihak berwenang.
2. Dalam sistem penyimpanan rekam medis elektronik, keamanan data pasien harus dijaga dengan ketat. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah akses tidak sah terhadap rekam medis elektronik?
A. Memberikan akses penuh ke seluruh staf rumah sakit agar lebih mudah dikelola
B. Menggunakan sistem otorisasi dengan username dan password bagi pengguna yang berwenang
C. Menyimpan data pasien tanpa enkripsi agar lebih cepat diakses saat diperlukan
D. Mematikan fitur log aktivitas pengguna untuk menghindari beban sistem
E. Mengizinkan pasien untuk mengedit sendiri data rekam medis mereka tanpa persetujuan dokter
Jawaban: B. Menggunakan sistem otorisasi dengan username dan password bagi pengguna yang berwenang
Pembahasan: Keamanan rekam medis elektronik harus dijaga dengan sistem otorisasi yang membatasi akses hanya kepada pengguna yang berwenang, serta dilengkapi dengan enkripsi dan pencatatan aktivitas pengguna.
3. Dalam proses klaim pelayanan kesehatan ke BPJS, rumah sakit harus menggunakan kode diagnosis yang sesuai dengan sistem standar internasional. Sistem kode diagnosis apa yang digunakan untuk klasifikasi penyakit dalam pengajuan klaim BPJS Kesehatan?
A. CPT (Current Procedural Terminology)
B. ICD-10 dan ICD-11
C. DRG (Diagnosis-Related Groups)
D. SNOMED CT
E. LOINC (Logical Observation Identifiers Names and Codes)
Jawaban: B. ICD-10 dan ICD-11
Pembahasan: BPJS Kesehatan menggunakan sistem kode ICD-10 dan ICD-11 yang dikeluarkan oleh WHO untuk klasifikasi penyakit dan tindakan medis dalam proses klaim.
4. Salah satu manfaat utama dari penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan rekam medis elektronik. Apa tantangan utama yang sering dihadapi dalam implementasi SIMRS di rumah sakit?
A. Meningkatkan waktu pelayanan karena membutuhkan pencatatan manual tambahan
B. Membutuhkan integrasi dengan berbagai sistem yang berbeda di fasilitas kesehatan
C. Mengurangi tingkat akurasi pencatatan data pasien dibandingkan dengan metode manual
D. Tidak dapat digunakan bersamaan dengan sistem lain seperti BPJS atau laboratorium
E. SIMRS hanya bisa digunakan di rumah sakit besar dan tidak cocok untuk puskesmas
Jawaban: B. Membutuhkan integrasi dengan berbagai sistem yang berbeda di fasilitas kesehatan
Pembahasan: Salah satu tantangan dalam implementasi SIMRS adalah mengintegrasikan sistem yang berbeda di berbagai unit rumah sakit, seperti laboratorium, farmasi, dan BPJS.
5. Dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pembayaran klaim pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan sistem paket pembiayaan tertentu. Apa nama sistem yang digunakan oleh BPJS Kesehatan untuk menghitung tarif layanan kesehatan berdasarkan diagnosis dan prosedur medis?
A. Fee-for-service
B. Capitation Payment
C. Diagnosis-Related Groups (DRG)
D. Indonesia Case-Based Groups (INA-CBGs)
E. Out-of-pocket payment
Jawaban: D. Indonesia Case-Based Groups (INA-CBGs)
Pembahasan: BPJS Kesehatan menggunakan sistem INA-CBGs untuk menghitung tarif klaim berdasarkan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan di fasilitas kesehatan.
6. Berdasarkan Permenkes No. 269 Tahun 2008, apa saja komponen wajib yang harus ada dalam rekam medis pasien yang dirawat di rumah sakit?
A. Identitas pasien, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan terapi
B. Identitas pasien, alamat lengkap, status sosial, dan pekerjaan
C. Hasil pemeriksaan laboratorium, hasil rontgen, dan resep obat
D. Nama dokter, nama perawat, dan tanda tangan pasien
E. Keluhan pasien, nama rumah sakit, dan tanda tangan dokter
Jawaban: A. Identitas pasien, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan terapi
Pembahasan: Permenkes No. 269 Tahun 2008 mengatur bahwa rekam medis wajib mencantumkan identitas pasien, hasil pemeriksaan, diagnosis, rencana terapi, dan catatan tindakan medis yang diberikan. Hal ini bertujuan untuk mendokumentasikan perjalanan perawatan pasien dengan jelas.
7. Mengapa penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) menjadi penting dalam pengelolaan rekam medis?
A. Memudahkan akses data pasien dan meningkatkan efisiensi pelayanan
B. Mengurangi jumlah pasien yang datang ke rumah sakit
C. Menghapus kebutuhan akan dokter dalam menentukan diagnosis
D. Membantu dokter dalam mengganti data pasien tanpa persetujuan
E. Meningkatkan pendapatan rumah sakit dengan mempercepat klaim BPJS
Jawaban: A. Memudahkan akses data pasien dan meningkatkan efisiensi pelayanan
Pembahasan: SIMRS membantu rumah sakit dalam mengelola data pasien secara digital, memungkinkan akses yang lebih cepat dan akurat, serta meningkatkan efisiensi pelayanan medis.
8. Berapa lama rekam medis pasien rawat inap harus disimpan sebelum dapat dimusnahkan sesuai dengan Permenkes No. 269 Tahun 2008?
A. 2 tahun setelah pasien keluar dari rumah sakit
B. 5 tahun setelah pasien meninggal dunia
C. 10 tahun setelah terakhir pasien mendapatkan pelayanan
D. 15 tahun setelah pasien sembuh total
E. Selamanya tanpa ada batas waktu penyimpanan
Jawaban: C. 10 tahun setelah terakhir pasien mendapatkan pelayanan
Pembahasan: Berdasarkan Permenkes No. 269 Tahun 2008, rekam medis pasien rawat inap wajib disimpan sekurang-kurangnya 10 tahun setelah pasien terakhir memperoleh pelayanan kesehatan. Setelah waktu tersebut, rekam medis dapat dimusnahkan sesuai prosedur yang berlaku.
9. Apa tujuan utama dari penggunaan kodefikasi penyakit dengan sistem ICD-10 atau ICD-11 di fasilitas kesehatan?
A. Mempermudah pencatatan penyakit secara internasional
B. Menentukan obat yang tepat untuk setiap pasien
C. Mengurangi jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit
D. Menggantikan catatan medis manual dengan sistem digital
E. Meningkatkan pendapatan rumah sakit melalui klaim asuransi
Jawaban: A. Mempermudah pencatatan penyakit secara internasional
Pembahasan: ICD-10 dan ICD-11 digunakan secara internasional untuk mengklasifikasikan penyakit dan tindakan medis. Hal ini mempermudah pencatatan statistik kesehatan, penelitian medis, serta pelaporan kasus penyakit secara global.
10. Mengapa analisis data rekam medis penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan?
A. Membantu dalam pengambilan keputusan berbasis bukti
B. Mengurangi jumlah pasien yang datang ke rumah sakit
C. Meningkatkan jumlah klaim BPJS yang disetujui
D. Memudahkan dokter dalam mengubah diagnosis pasien
E. Mempercepat penghapusan rekam medis lama
Jawaban: A. Membantu dalam pengambilan keputusan berbasis bukti
Pembahasan: Analisis data rekam medis dapat memberikan informasi yang berguna bagi tenaga medis dan manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan bukti dan data nyata.
11. Apa tantangan utama dalam penerapan SIMRS di rumah sakit?
A. Ketersediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan SDM
B. Kesulitan pasien dalam memahami rekam medis mereka
C. Keterbatasan jumlah pasien yang bisa menggunakan sistem
D. Peningkatan jumlah klaim BPJS yang ditolak
E. Penurunan jumlah tenaga medis yang diperlukan
Jawaban: A. Ketersediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan SDM
Pembahasan: Salah satu tantangan utama dalam penerapan SIMRS adalah kesiapan infrastruktur teknologi dan kompetensi SDM dalam mengoperasikan sistem, termasuk pelatihan tenaga kesehatan dalam penggunaannya.
12. Siapa yang berhak mengakses rekam medis pasien di rumah sakit sesuai regulasi yang berlaku?
A. Pasien, dokter, dan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
B. Semua tenaga medis yang bekerja di rumah sakit
C. Keluarga pasien tanpa perlu izin pasien
D. Pihak asuransi tanpa persetujuan pasien
E. Siapa saja yang memiliki akses ke sistem rumah sakit
Jawaban: A. Pasien, dokter, dan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
Pembahasan: Akses rekam medis hanya boleh diberikan kepada pasien, dokter, dan tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam perawatan pasien. Hal ini sesuai dengan prinsip kerahasiaan data medis.
13. Bagaimana sistem INA-CBGs berperan dalam pengelolaan pembiayaan kesehatan?
A. Mengelompokkan diagnosis dan prosedur medis untuk menentukan biaya klaim
B. Mengurangi jumlah pasien yang bisa mendapatkan layanan kesehatan
C. Menghitung jumlah tenaga medis yang dibutuhkan di rumah sakit
D. Menentukan obat yang harus diberikan kepada pasien
E. Menggantikan sistem BPJS dengan pembayaran langsung pasien
Jawaban: A. Mengelompokkan diagnosis dan prosedur medis untuk menentukan biaya klaim
Pembahasan: Sistem INA-CBGs digunakan dalam JKN untuk menentukan besaran pembayaran berdasarkan kelompok diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan terhadap pasien.
14. Apa konsekuensi hukum jika tenaga medis membocorkan informasi rekam medis pasien tanpa izin?
A. Dapat dikenakan sanksi pidana atau denda sesuai peraturan yang berlaku
B. Pasien harus membayar denda kepada rumah sakit
C. Rumah sakit wajib menghapus rekam medis yang telah bocor
D. Tenaga medis hanya diberikan teguran lisan tanpa konsekuensi hukum
E. Informasi tersebut tidak bisa dipermasalahkan secara hukum
Jawaban: A. Dapat dikenakan sanksi pidana atau denda sesuai peraturan yang berlaku
Pembahasan: Membocorkan informasi rekam medis pasien tanpa izin melanggar etika profesi dan dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan peraturan terkait perlindungan data pasien.
15. Apa tujuan utama dari audit rekam medis di rumah sakit?
A. Menilai kepatuhan terhadap standar dokumentasi dan meningkatkan kualitas rekam medis
B. Mengurangi jumlah pasien yang bisa berobat ke rumah sakit
C. Menyederhanakan prosedur administrasi tanpa memperhatikan akurasi data
D. Mempercepat klaim BPJS tanpa perlu verifikasi data medis
E. Menghapus rekam medis yang sudah lama tanpa prosedur evaluasi
Jawaban: A. Menilai kepatuhan terhadap standar dokumentasi dan meningkatkan kualitas rekam medis
Pembahasan: Audit rekam medis dilakukan untuk memastikan bahwa dokumentasi medis telah sesuai dengan standar yang berlaku dan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
16. Menurut Permenkes No. 24 Tahun 2022, apa keuntungan utama penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di fasilitas pelayanan kesehatan?
A. Memudahkan akses data pasien secara cepat dan aman
B. Mengurangi kebutuhan tenaga medis dalam pencatatan pasien
C. Menghapus kewajiban penyimpanan rekam medis manual
D. Memastikan pasien tidak perlu datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan
E. Menggantikan dokter dalam membuat keputusan klinis
Jawaban: A. Memudahkan akses data pasien secara cepat dan aman
Pembahasan: Rekam Medis Elektronik (RME) bertujuan untuk mempercepat akses informasi kesehatan pasien, meningkatkan keamanan data, serta memastikan integrasi antar fasilitas kesehatan dalam sistem informasi kesehatan nasional.
17. Bagaimana rekam medis dapat mendukung pengambilan keputusan dalam pelayanan kesehatan?
A. Memberikan data riwayat penyakit pasien yang lengkap dan akurat
B. Menggantikan peran dokter dalam menentukan diagnosis pasien
C. Mempercepat waktu tunggu pasien tanpa pemeriksaan dokter
D. Mengurangi jumlah pasien yang datang ke fasilitas kesehatan
E. Menghilangkan kebutuhan akan konsultasi langsung dengan dokter
Jawaban: A. Memberikan data riwayat penyakit pasien yang lengkap dan akurat
Pembahasan: Rekam medis menyimpan riwayat kesehatan pasien yang digunakan oleh tenaga medis untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang lebih tepat dan berbasis bukti.
18. Apa yang harus dilakukan jika terjadi kehilangan atau kerusakan rekam medis pasien di rumah sakit?
A. Membuat berita acara kehilangan dan melaporkan kepada pimpinan rumah sakit
B. Mengabaikan kejadian tersebut karena rekam medis dapat dibuat ulang
C. Menghapus seluruh data pasien yang terkait dengan rekam medis tersebut
D. Meminta pasien untuk membuat rekam medis baru secara mandiri
E. Tidak ada prosedur yang mengatur kehilangan rekam medis
Jawaban: A. Membuat berita acara kehilangan dan melaporkan kepada pimpinan rumah sakit
Pembahasan: Jika terjadi kehilangan atau kerusakan rekam medis, rumah sakit harus membuat berita acara resmi dan melaporkan kepada pimpinan serta mengambil langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
19. Apa fungsi utama dari sistem kodefikasi ICD dalam rekam medis?
A. Mengelompokkan diagnosis dan prosedur medis untuk keperluan pelaporan dan statistik kesehatan
B. Menentukan dosis obat yang diberikan kepada pasien
C. Mengurangi jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit
D. Mengganti catatan dokter dengan sistem otomatis
E. Memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan perawatan yang sama
Jawaban: A. Mengelompokkan diagnosis dan prosedur medis untuk keperluan pelaporan dan statistik kesehatan
Pembahasan: Sistem kodefikasi ICD (International Classification of Diseases) digunakan untuk mencatat diagnosis dan prosedur medis secara terstandarisasi, yang berguna dalam pelaporan kesehatan nasional dan klaim asuransi.
20. Siapa yang memiliki hak utama untuk mengakses informasi rekam medis pasien di rumah sakit?
A. Pasien atau wali yang sah serta tenaga kesehatan yang merawatnya
B. Semua pegawai rumah sakit yang memiliki akses ke sistem
C. Perusahaan asuransi tanpa persetujuan pasien
D. Semua dokter tanpa batasan spesialisasi
E. Keluarga pasien tanpa izin dari pasien
Jawaban: A. Pasien atau wali yang sah serta tenaga kesehatan yang merawatnya
Pembahasan: Hak akses rekam medis pasien diatur oleh peraturan hukum, di mana hanya pasien, wali yang sah, serta tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap perawatan pasien yang boleh mengaksesnya. Ini bertujuan untuk melindungi kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Optimalkan Persiapan SKB TKB Perekam Medis 2025! Uji Kemampuan di Simulasi CASN.or.id & Akses 100 Soal + Pembahasan!
Optimalkan persiapan Anda untuk SKB TKB Perekam Medis 2025 dengan berlatih 100+ soal di simulasi.casn.or.id. Dapatkan soal-soal terbaru dengan pembahasan lengkap dan kisi-kisi terkini untuk membantu Anda memahami materi lebih efektif. Klik banner di atas untuk daftar sekarang dan mencoba simulasinya.